1 Oktober Diperingati Sebagai Hari Kopi Dunia, Begini Sejarahnya
Pada tahun 1669 dimulailah tonggak sejarah kopi di Indonesia. Pada tahun itu, Pejabat Tinggi Kerajaan Belanda dan Walikota Amsterdam Nicholas Witsen memerintahkan agar benih kopi dari Malabar dibawa ke Jawa.
Pemerintah Hindia Belanda di bawah Gubernur Jenderal Willem van Outhoorn membawa bibit pohon kopi asal Malabar untuk ditanam di Jawa. Wilayah perkebunan kopi pertama dibuka di daerah Kedawoeng, yang tidak jauh dari Batavia, yang saat itu merupakan pusat pemerintahan Hindia Belanda.
Namun, eksperimen pertama itu berakhir dengan kegagalan. Lantaran perkebunan kopi di daerah Kedawoeng rusak dihantam banjir besar dari aliran Sungai Cisadane. Selanjutnya pada tahun 1699, Hendrick Zwaardecroon, seorang pejabat yang kemudian menjadi Gubernur Hindia Belanda, memindahkan dan membuka perkebunan baru kopi di lokasi yang jauh dari aliran sungai besar.
Daerah yang di pilih adalah sekitar wilayah Bidara Cina, Kampung Melayu, Palmerah, Sudimara hingga Sukabumi. Perkebunan-perkebunan baru berhasil mencapai masa panen. Sample hasil panen dari perkebunan-perkebunan itu kemudian dibawa ke Amsterdam pada tahun 1706. Ahli botanical Belanda menyimpulkan bahwa kopi dari Jawa punya kualitas sangat baik dan sejajar dengan kopi dari Mokha, Yaman.
Mengetahui hal itu, Walikota Amsterdam memberikan perintah kepada Gubernur Hindia Belanda Willems van Ousthoorn untuk mengencarkan penanaman kopi di Jawa pada tahun 1706. Van Ousthoorn selanjutnya mulai membuka dan memperluas perkebunan kopi di perdalaman Priangan. Ia lalu mengumpulkan para bupati di wilayah Priangan, dan membuat perjanjian dagang yang dikenal dengan nama Koffie Stelsel pada tahun 1707.
Isi perjanjian diantaranya disebutkan bahwa para bupati akan mendapatkan bibit pohon kopi, serta harga panen kopi dari wilayah-wilayah yang dipimpin oleh para bupati akan dihargai sebesar 5 sampai 6 ringgit gulden per pikul. Perjanjian tersebut menandai awal penanaman pohon kopi secara besar-besaran di wilayah Priangan Barat dan Timur.