Home > Sejarah

Sejarah Kopi Luwak dan Cerita Kesengsaraan Rakyat di Masa Penjajahan

Biji kopi yang ditemukan dalam feses luwak dulu dianggap tidak layak dikonsumsi.

Kopi Luwak menjadi salah satu kopi asal Indonesia yang memiliki harga sangat mahal di dunia. Ternyata, dibalik keterkenalan kopi luwak, ada kisah mengenai kesengsaraan hidup rakyat Indonesia di masa penjajahan Belanda dulu.

Kopi luwak kini menjadi salah satu menu bergengsi di masyarakat. Kopi luwak yang kita bahas disini bukan yang dijual dalam bentuk sachet dan banyak ditemukan di warung-warung ya. Sebab, untuk bisa menikmati secangkir kopi luwak di cafe, kita harus merogoh kocek sebesar puluhan hingga ratusan ribu. Tapi tahukan jika dulu justru kopi luwak mengambarkan kesengsaraan rakyat Indonesia hidup di bawah kolonial Belanda

Luwak pandan dalam penangkaran.
Luwak pandan dalam penangkaran.

Seperti kita tahu, pemerintah kolonial Belanda pada masa lampau menjadikan kopi sebagai komoditas perdagangan yang paling menguntungkan. Mereka kemudian membuka banyak perkebunan kopi di tanah jajahan mulai dari Jawa, Sumatra, Sulawesi dan wilayah-wilayah lain di nusantara. Pribumi kemudian dipekerjakan di perkebunan-perkebunan kopi tersebut, namun mereka dilarang memetik dan mengkonsumsi kopi dari kebun tersebut.

"Kopi luwak yang sekarang harganya mahal sebenarnya ditemukan secara tidak sengaja pada masa kolonial dulu," ucap Ayub Sulaeman Pulungan, pemilik Sipirok Coffee.

"Pribumi yang bekerja di perkebunan kopi dilarang mengambil dan mengkonsumsi biji kopi. Mereka hanya disuruh menanam, setelah berbuah, hasilnya semua harus diserahkan ke orang-orang Belanda, untuk kemudian dijual ke luar negeri," katanya.

Keinginan untuk menikmati kopi, membuat pekerja-pekerja diperkebunan mencari biji-biji kopi dalam feses luwak atau musang. Kala itu, kopi jenis tersebut dianggap tidak layak untuk dikonsumsi apalagi dijual. Sehingga pribumi yang bekerja diperkebunan tidak dilarang untuk mengambil biji kopi dari feses luwak.

"Nah kemudian biji kopi itu mereka cuci hingga bersih dan baru diseduh. Ternyata kopi yang mengalami proses dalam perut luwak itu rasanya nikmat. Karena luwak kan hanya memakan ceri kopi yang matang sempurna. Dari situlah asalnya kopi luwak," cerita Ayub.

Baca Juga:

Ngopi di Coffee Right Serasa Ngopi di Tengah Hutan

Peluang Bisnis Itu Bernama Industri Kopi Rumahan

Tempat Ngopi Bernuansa Bali di Bawah Tol Andara

Minum Kopi Saat Puasa Senin Kamis, Apa Efeknya?

Ayub melanjutkan, awalnya kopi ini hanya untuk dikonsumsi secara pribadi oleh para petani. Para petani pun tidak secara khusus mengembangkan kopi Luwak. Namun, setelah mendapat respon positif dari pasar internasional, kini banyak petani maupun perusahaan yang bergerak di industri kopi serius dalam mengembangkan kopi ini.

"Di wilayah Sipirok juga terkenal dengan kopi Luwak. Biasanya para petani pembuat gula merah menemukan biji kopi luwak di pohon-pohon aren dan ini menjadi tambahan penghasilan untuk mereka. Kopi Luwak asal Sipirok sudah terkenal ke mancanegara, salah satunya di Korea Selatan," katanya.

× Image