Tren dalam minum kopi, kini bisa di banyak tempat. Namun orang cenderung berada di 'kelas' yang berbeda saat kita memilih akan ngopi di kafe yang dinilai kekinian atau di kedai kopi yang memproses biji kopi dan mengolahnya dengan berbagai rasa.

Rizky Ramadhan dari Komunitas Diskusi Kopi Depok (DKD) bisa menjawab terkait dualisme antara kedai kopi dengan kafe. Rizky menjelaskan kalau kita ke kedai kopi, kita pasti akan menemukan biji kopi. Tapi di kafe, belum tentu ada.

"Secara filosofi, kedai kopi itu kan menyediakan kopi dengan all varian. Kalau kedai kopi hanya menjual kopi susu saja, itu kafe. Tapi kalau kafe pun sudah ikut menyajikan kopi dengan whole bean, yang bermain langsung dengan biji kopi, kalau menyediakan itu bisa disebut kedai kopi," kata Rizky.

Menurutnya, saat ini sudah banyak kafe yang menyediakan makanan dan minuman kekinian tapi tetap dengan based kopi. "Jadi jangan hanya kopi susu dan dikocok saja, sayang banget," kata dia.

Dia menambahkan, Komunitas DKD sangat terbuka untuk semua kalangan, termasuk kafe-kafe yang ingin menjual minuman kopi yang diolah langsung dari biji kopi. Pihaknya siap mengedukasi, dari bagaimana mendapatkan biji kopi, mengajarkan baristanya untuk memproses biji kopi sampai menyajikannya.

"Karena banyak yang tertarik jual kopi tapi gak tau dimana. Kalau repot menyimpan misalnya, toh tetap bisa beli biji kopi secara eceran misalnya 250 gram, gak mesti beli kiloan. Jadi informasi saja yang kurang," kata dia.

"Sudah banyak juga kafe yang tertarik minta disounding kalau buka kelas atau workshop. Kita bilang, ikut dulu saja kalau tertarik. Masalah nanti mau dagang kopi atau gak, urusan belakangan," kata Rizky menambahkan.