Kopi Saring vs Kopi Tubruk, Mana yang Lebih Sehat?
JAKARTA — Bagi para pengopi alias hobi menikmati sajian kopi, cara menyajikan kopi yang dikenal adalah dengan kopi tubruk (kopi dengan ampas), dan kopi yang disaring (tanpa ampas). Dua jenis cara menyajikan kopi ini masing-masing punya penggemar, karena jelas cita rasanya berbeda.
Di Indonesia sendiri, kopi tubruk alias kopi dengan ampas adalah cara yang paling banyak dipakai di hampir semua daerah di Indonesia. Tapi bukan berarti masyarakat kita tidak mengenal penyajian kopi tanpa ampas.
Baca Juga:
Ngopi di Sawah Bisa Jadi Sensasi Healing yang Berbeda saa Weekend
Biar Keren Saat Ngopi di Kafe, Kamu Perlu Tahu Jenis dan Sajian Kopi Ini
Siapa Orang Pertama yang Minum Teh? Ini Jawabannya
Brasil Produsen Kopi Terbesar Dunia, Awalnya Bibit dari Indonesia
Memang dalam beberapa tahun terakhir, munculnya beragam kafe modern. Dari sinilah mulai berkembang sajian kopi yang berbasis espresso, maupun V60.
Nah, mari kita coba kupas nih, sebenarnya sehat mana kopi tubruk dengan ampas atau kopi saring tanpa ampas?. Tapi ini kita gak ngomong soal cita rasa ya, karena soal cita rasa, jelas lidah setiap orang berbeda.
Seringkali kopi dikait-kaitkan dengan penyakit jantung ataupun penyakit diabetes. Hal ini karena penyebab sakit jantung adalah kolesterol tinggi, yang disebabkan terlalu banyak kolesterol LDL (kolesterol jahat) dalam darah kita.
Seperti disebutkan dalam laman Express, dalam kopi sendiri terdapat senyawa diterpen dalam kopi tanpa filter. Zat minyak kopi kafestol dan kahweol, yang dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL. Kopi yang tidak disaring mengandung konsentrasi zat tersebut 30 kali lipat lebih banyak daripada yang disaring. Filter bakal menahan substansi ini dan membuat risiko serangan jantung dan kematian mendadak turun.
Studi observasional yang diterbitkan dalam European Journal of Preventive Cardiology menemukan minum kopi tanpa filter dikaitkan dengan tingkat penyakit jantung dan kematian yang lebih tinggi daripada minum kopi yang disaring.
Metode penyeduhan yang memanfaatkan filter baik drip atau pour-over mampu memangkas 15 persen risiko kematian. Jika dihubungkan dengan risiko penyakit kardiovaskular, kopi yang disaring berhubungan dengan 12 persen penurunan risiko kematian pada pria dan 20 persen pada wanita.
Meski demikian, jika kita bicara efek buruk dan baik kopi bagi kesehatan, tentu bukan hanya itu faktornya. Ada banyak faktor yang juga mempengaruhinya. Misalnya penambahan susu, gula, krim, kental manis, juga sangat berpengaruh terhadap kesehatan.
Bagi penderita diabetes misalnya, kopi murni tidak memiliki kalori. Tetapi ketika ditambahkan dengan gula, krim, perasa, maka kopi itu akan menjadi minuman berkalori tinggi, yang tidak baik untuk penderita diabetes.
Jadi minum kopi sesuaikan dengan kondisi kesehatan kita. Sederhana saja, jangan berlebihan. Apapun yang berlebihan pasti punya efek yang tidak baik. Catat ya: Yang baik dalam berlebihan hanyalah berbuat baik yang berlebihan.